Showing posts with label peradaban melayu. Show all posts
Showing posts with label peradaban melayu. Show all posts

Sunday, August 27, 2017

Prasasti Garut yang mempunyai aksara Ibrani (tulisan bangsa Yahudi)





INILAH, Garut- Kompleks bebatuan unik bersusun mirip di  Gunung Padang Cianjur , Desa Margalaksana Kecamatan Bungbulang selatan Kabupaten Garut baru-baru ini diduga  hasil karya manusia zaman purba dibuat setidaknya sekitar 3.000 tahun sebelum masehi (SM).

Komplek Batu Raden disebut-sebut berpotensi sebagai situs megalitikum memiliki punden berundak yang luasnya melebihi situs Gunung Padang yang memiliki luas bagian permukaan sekitar 900 m2.

“Hasil analisa sementara, batu ini bukan hasil alam, tapi hasil tangan manusia. Ini berdasarkan penelitian TIM MARI (Masyarakat Arkeologi Indonesia) dari Bandung kemarin. Tampaknya, memang perlu penelitian lebih lanjut,” kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Cecep Saeful Rahmat, Selasa (18/7/17).

Camat Bungbulang Heri Hermawan berpendapat komplek Batu Raden belum bisa diputuskan sebagai situs purbakala, atau lainnya.

"Harus berdasarkan kajian pihak berkompeten, dan saat ini sedang diupayakan untuk itu," ujarnya.

Berbeda dengan dikemukakan Koordinator Tim Paguyuban Jagaraksa Karuhun asal Bungbulang Anwar Sodik yang mendampingi Tim MARI selama penelusuran lapangan.

Sodik menuturkan, berdasarkan hasil penelusuran dilakukan Tim MARI termasuk di dalamnya Tim Geologi Universitas Padjajaran, dan Tim Peneliti Kebudayaan yang berpengalaman melakukan penelitian di situs Gunung Padang Cianjur, pada kompleks Batu Raden ditemukan fakta-fakta baru lebih kaya dibandingkan situs Gunung Padang.

Situs Batu Raden yang berada sekitar 300 meter di atas permukaan laut berjarak sekitar 3-4 kilometer dari pantai selatan Cijayana Mekarmukti Garut itu diduga memiliki luas areal mencapai 24.000 hektare meliputi empat desa, termasuk wilayah Desa Margalaksana Kecamatan Bungbulang, dan Desa/Kecamatan Mekarmukti.

Selain bebatuan berbentuk balok/pancang/tiang berbagai ukuran, serta batu bundar bersusun disebut batu susun, di komplek Batu Raden juga ditemukan batu berlapis disebut batu belang, atau batu sisik karena bentuknya persis sisik ikan.

Batu susun ditemukan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikawung dengan ketinggian dinding berkisar 50 meter hingga 70 meter. Berjarak sekitar 1,2 kilometer dari sana ditemukan dinding batu belang, atau batu sisik berketinggian 70 meter hingga 90 meter dengan bagian dinding baru tersingkap dari sebelumnya tertutup tetumbuhan sepanjang 300 meter.

Di bagian bawahnya terdapat tumpukan batu susun masuk kawasan Leuweung (hutan) Raden. Batu pancang/tiang sendiri ditemukan sedikitnya di 30 titik.

Pada masing-masing dinding batu mulai bagian bawah hingga puncak terdapat semacam undakan, mirip situs-situs punden berundak mirip di kawasan situs cagar budaya punden berundak Batu Lulumpang Cimareme Banyuresmi Garut, dan daerah lainnya, termasuk situs Gunung Padang.

“Dinding-dindingnya itu selain berundak, juga terdapat beberapa lubang semacam tempat berpijak untuk menaiki dinding batu. Ini menguatkan dugaan para ahli kemarin bahwa Batu Raden ini merupakan buatan manusia, bukan bentukan alam. Kalaupun ini bentukan alam, namun tetap ada keterlibatan perlakuan manusia di dalamnya. Makanya komplek Batu Raden ini pun layak disebut situs budaya, atau situs prasejarah,” kata Sodiq disertai Pamager Luar Paguyuban Jagaraksa Karuhun Jajang Sopyan.

Yang lebih menguatkan bila kompleks Batu Raden itu merupakan situs budaya, lanjut Sodik, di sekitar lokasi juga ditemukan dinding batu tulis dengan tulisan diduga berbahasa/aksara Ibrani, salah satunya di Kampung Cibiru Ranca Kawung Desa/Kecamatan Mekarmukti.

Juga, terdapat sejumlah bangunan makam tua misterius berukuran besar dan panjang di lokasi berbeda. Salah satunya makam sepanjang 7 meter dengan lebar 2 meter disebut makam Raden Purba Kawasa di kawasan Leuweung Raden Kampung Cikaso Mekarmukti.

“Yang cukup aneh, pada susunan batu-batu yang ditemukan itu ada semacam lem atau semen yang mengikat satu batu dengan lainnya. Ada dugaan juga jika di balik dinding-dinding batu di situ Batu Raden ini sudah terbangun ruangan-ruangan,” kata Sodiq.

Dengan sejumlah temuan itu, apakah situs Batu Raden akan menjadi situs prasejarah fenomenal paling besar di dunia menggeser situs Gunung Padang yang sebelumnya disebut-sebut situs prasejarah terbesar ?

Semuanya masih menjadi misteri. Berbagai riset dan penelitian masih harus terus dilakukan untuk menemukan fakta-fakta ilmiah terbaru untuk mengungkap apa sebenarnya yang ada di balik Situs Batu Raden ini. [ito]

Saturday, November 10, 2012

update -wasiat Raja Haji Ali Fisabilillah dan survival peradaban Melayu kini

WACANA HIKMAH 4 Nov 2012 di Yayasan Restu Shah Alam sayu bila waris Raja Haji Ali Fiisabilillah membacakan wasiat pejuang sejurus sebelum shahid ditembak meriam lela rentaka yang di berikan pembesar Melayu yang belot. Tambah sedeh bila lela rentaka (meriam), tarakul (pistol) dan pemuras (senapang) iaitu  persenjataan "moden kala itu" ciptaan empayar Melayu dan Uthmaniyah digunakan untuk membunuh pahlawan terbilang nusantara itu.

Wasiat Raja Haji Ali Fiisabilillah dibacakan oleh warisnya Raja Shukri

Link asal http://youtu.be/9V1eRKw5R6A dari minit 13.37 sehingga 31.30.


 
 
Wasiat Raja Haji Ali Fisabilillah yang mangkat syahid pada 8 Julai 1794 melawan Belanda setelah berkubu di Teluk Ketapang (Melaka) dibacakan oleh warisnya Raja Shukri.

Hari ini perkara yang sama berlaku di mana Melayu berhati MUNAFIK berkerjasama dengan kaffir untuk memusnahkan Pemerintahan Islam yang sudah diakui dunia sebagai negara Islam contoh. Empayar Melaka tak pernah musnah kerana sistem pemerintahannya dan waris Empayar Melaka mewarisi beberapa  negeri negeri Melayu di Malaysia seperti Perak (Sultan Muzaffar Shah 1) , Pahang (Raja Ahmad)  dan Johor-Riau-Lingga (waris Sultan Mahmud dan Tun Fatimah) . Adat pertabalan sultan dan undang undang Tubuh Negeri maseh menggunapakai beberapa warisan undang undang Melaka. Jadi bila kita berbicara pasal kerajaan dan peradaban Melayu sebenarnya kita berbicara pasal kerajaan dan peradaban silam kita yang hebat dari segi budaya, perundangan, teknologi, kemahiran seni  dan filosofi, seni pertahanan diri dan lain lain.

Semoga wasiat ini dapat mengingatkan kita tentang bahaya berkerjasama dengan kafir untuk memusnahkan pemerintahan dan peradaban  Melayu Islam dan menjadi pelajaran kepada generasi kini- Rujuk Raja Haji Ali Fiisabilillah

Sengaja saya beri introduction shahidnya Raja Haji Ali Fiisabilillah yang memimpin ketumbukan tentera Melayu melawan Belanda yang menjajah Melaka,menindas umat Islam, memurtadkan umat Islam serta mengenakan cukai yang amat tinggi tatkala umat Melayu Islam berpecah kerana indokrinasi politik. Masalah  ini sebenarnya menghantui Kerajaan dan ketamadunan Melayu Islam selama ini.

Politik zaman dulu menyaksi fraksi politik yang didalangi pembesar negeri mengemukakan  waris Sultan tertentu bagi  merebut takhta. Perpecahan yang terjadi menyebabkan  penjajah masuk menjajah kerana pertahanan negeri lemah akibat sikap berpuak puak.

Di zaman sekarang sikap berpuak maseh ketara di kalangan pemimpin politik yang sanggup mengkafirkan saudara seIslam kerana politik.

Kerana sikap berpuak itu maka kesatuan Umat Melayu Islam lemah dan menyebabkan beberapa negeri jatuh ke tangan Pakatan pasca PRU12 yang jelas membawa agenda memusnahkan ugama, bangsa, ekonomi sekaligus warisan peradaban Melayu di Malaysia.


Perlu pentingnya  mengekalkan Raja Berpelembagaan dan kuasa politik yang ada 

Payung umat Melayu Islam di Malaysia  tetap Rajanya . Sistem monarky bukan warisan feudal kerana Raja Berpelembagaan ini adalah Ketua Ugama Islam yang mana adalah "above politics". Peri penting TAAT pada Pemerintah selagi pemerintah beugama Islam boleh dirujuk dalam bab Taat Pada pemimpin Hadis Sahih Bukhari  dan Kitab Munyatul Musolli.

Kuasa politik dan Raja di dunia Melayu saling berkait. Perlembagaan Persekutuan (Malaysia) dan Singpura asalnya sama tapi setelah Singapura keluar dari Malaysia maka, dengan kuasa politik PAP "Singapore for Singaporians" dihapuskan 3 perkara penting iaitu ;

- yang berkait dengan Ugama Islam sebagai Ugama sesebuah negara,
-Raja/YDP Agong sebagai peneraju utama dalam sesebuah pemerintahan dan
-hak Melayu sebagai pribumi.

Islam Ahlul Sunnah Wal Jamaah menjadi benteng umat Islam di Malaysia

Umat Melayu Islam lupa bahawa Wahhabi dan Syiah yg meresap dalam party politik memecahbelahkan umat Islam. Mereka lupa bahawa Syeikh Al Mandili yang menjadi rujukan sebagian besar ahli PAS menyatakan bahawa umat Islam wajib bekerjasama sesama Islam. Syeikh Al Mandili mengharamkan tahaluf Siyasi (kerjasama ) dengan kafir untuk meruntuhkan Kerajaan Islam yang ada. Rujuk dari minit 0.08  ke atas http://youtu.be/ZsV65mWqlOE

3
 
Tuan Guru Hj Abdullah Sammah Ahli Majlis Tertinggi Persatuan Pondok Kelantan dan satu satunya ulama yang maseh hidup tatkala PAS merujuk golongan ulama untuk bekerjasama dengan UMNO selepas rusuhan kaum 13 Mei 1969  membentangkan  berkenaan Tahaluf Siyasi yang dibenarkan dalam Islam  dengan menunjukkan bukti bersandarkan dalil dan nas . Rujuk http://youtu.be/byvCeEOh0CY  

Nota penulis- Nik Aziz Nik Mat kala itu belum menjadi kepimpinan tertinggi PAS dan tak terlibat dalam musyawarah tersebut. Kepimpinan "ulama" atau sebenarnya rampasan kuasa Kaum Muda (Wahhabi) dalam PAS bermula pada lewat 1970-an masa mereka menjatuhkan Datuk Asri Haji Muda.
 

 
Masalah yang terjadi di Malaysia kini ialah kerana pengaruh Wahhabi dan Syiah telah didikronasi di kalangan ahli party tersebut bagi  menggalakkan meruntuhkan Kerajaan Islam yang ada. Inilah pelajaran dari kemusnahan Empayar Uthmaniyah dan Empayar Melaka silam  yang perlu dielakkan dari terjadi  di Malaysia

Kekalkan jatidiri Melayu

Nabi Muhammad saw  tidak pernah mengatakan cintakan bangsa itu adalah assobiyah. Konsep assobiyah yang sebenar telah di hijack dari kecintaan atau perasaan jumud kepada perkumpulan kecil seperti politik.

Umat Islam Melayu di Nusantara telah menerapkan dan membudayakan Islam dalam kehidupan seharian. Malah ilmu alam dan sains yang advance telah diserapkan dalam seni persilatan yang amat rapat dengan bangsa Melayu. Ada code rahsia yang diperturunakan dari keturunan dulu kepada generasi masa depan.

Umum mengetahui amalan sunnah yang sudah dibudayakan seperti mendahulukan  masukkan kaki kanan ke dalam masjid dan rumah. Begitu juga bila keluar dari tandas atau keluar dari rumah maka didahulukan menggunakan kaki kiri.

Setiap langkah kaki dan hembusan nafas  diiringi zikir "Allah" (kaki kanan) dan "Hu" (kaki kiri). Setiap langkah yang disertakan zikrullah sebenarnya mengerakkan energy batin yang kuat yang dinamakan "jurus " dalam dunia persilatan. Jurus dan bacaan zikir yang tertentu menjadi senjata ampuh umat Melayu Islam menentang musuh Islam semasa peristiwa penting dalam sejarah dari Perang Melaka, Perang Naning, Perang di Pahang (Mat Kilau dan ilmu Pati Rahsia), Perang Tok Janggut melawan British di Kelantan, Perang Tok Lebai dan Imam menentang Bintang 13 Komunis semasa 1948 (ilmu Barisan, Selempang Merah dan Parang Terbang) dan terkini semasa 13 Mei 1969!

Selain itu adat menempa keris adalah teknik alloy dengan menggunakan bahan dari tahi bintang (meterorite), menyebabkan keris yang ditempa sangat keras dan utuh. Keris yang ditempa dengan teknik ini dikatakan mempunyai "besi  khursani" .Teknik tempaan keris menggunakan alloy ini sebenarnya ialah teknik kimia  terkini. Inilah rahsia ilmu besar yang diwariskan generasi silam kepada bangsa Melayu.

Tajul Muluk bukan sekadar adat kepercayaan karut. Ia juga mempunyai code rahsia survival bangsa Melayu yang menjadikan petunjuk dari alam, ilmu falak & takwim Islam  serta  ilmu kaji bumi (geologi?)  sebagai panduan dalam membina rumah, belayar, berperang, membina  perkampungan, bermukim , mendirikan pelabuhan seterusnya kerajaan dan empayar.

Jika kita ingin meneruskan peradaban bangsa Melayu yang tertua seperti pengiktirafan Unesco  baru baru ini,  Rujuk Tamadun Lembah Lenggong   tamadun-lembah-lenggong. sebagai Tapak peradaban Dunia 11,000 tahun dulu , kita perlu kekalkan konsep Melayu-Islam-Beraja








 

Monday, December 14, 2009

Bersatu untuk Era Kebangkitan Islam

2012 akan berlaku banjir besar atau proses pembersihan?


Saya tidak mahu komen lanjut mengenai pergolakan yang berlaku dalam PAS, PKR hatta Pakatan Rakyat sekarang. Semuanya ini bagi manusia yang sentiasa bermuhasabah diri adalah petunjuk dari Tuhan Sekelian Alam, Allah Ya Rabbul Alamin.

Bagi saya apa yang berlaku semasa PRU12 bukanlah semata-mata tsunami politik. Anehnya "Tsunami " dalam istilah biasa juga boleh diterjemah sebagai "Banjir Besar"

Sebenarnya dalam konteks yang lebih besar ialah "Proses Pembersihan" ke atas parti tunjang yang memimpin Negara Semenanjung Tanah Melayu sekarang.

Dan pergolakan apa yang berlaku sekarang ke atas saingan parti yang menjadi alternatif kepada bangsa Melayu atau yang bermula dengan ejaan "Mim" dalam huruf jawinya iaitu PAS juga sebenarnya adalah "Proses Pembersihan". Malah "Proses Pembersihan" ini juga adalah serampang dua mata kerana pada masa yang sama turut mengekang penularan fahaman Wahhabiyah yang ditunjangi oleh beberapa orang dalam parti tersebut seperti dalam beberapa blog di bawah ini


http://khazanah-salafiyyah.blogspot.com/ dan

http://anakbukitgantang.blogspot.com/2009/11/ulama-pondok-vs-nik-aziz.html dan


http://melayulupalagi.blogspot.com/2009/09/institusi-pondok-dalam-pemerhatian.html dan


http://korban-demokrasi.blogspot.com/2009/11/1asri-asri-memfitnah-ulama-besar.html dan


http://bankwahabi.wordpress.com/2009/11/22/update-dari-blog-pejuang-pejuang-sunni/


Bahawa-sanya sekarang juga sedang berlaku proses pemurnian Tauhid ke atas Umat Islam fahaman Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Benarlah kata orang di akhir zaman nanti akan wujud 73 cabang ugama Islam, dan berdoalah semoga kita ditempatkan ke dalam cabang ugama Islam yang benar dan tidak terpesong akidah akibat fahaman Wahhabiyah bersifat assobiyah (yang terlalu senang menghukum orang kafir/kufur/bidaah), Syiah , munafik dan sebagainya.

Peringatan ke atas bangsa "Mim" tadi...semoga mereka tahu dan sedar bahawa perjuangan bangsa "Mim" bukan setakat terhad kepada parti sahaja....malah tugas bangsa Mim tadi adalah untuk penyatuan Ummah Islam di sejagat!


Baca juga petikan blog saya yang terdahulu di sini


http://anakbukitgantang.blogspot.com/2009/11/lihat-dari-sudut-hikmah-apa-yang.html dan

http://anakbukitgantang.blogspot.com/2009/09/utusan-malaysia-online-kota.html dan

http://anakbukitgantang.blogspot.com/2009/09/ramalan-para-wali.html


Bila penyatuan ummah Islam di Malaysia dan Nusantara telah berlaku, barulah perjuangan menegakkan Daulah Islamiah dan sistem Khilafiah seluruh alam akan mudah....sebabnya ia telah ditakdirkan oleh Illahi sejak azali lagi!

Adapun bangsa Melayu atau "Mim" tadi mempunyai keistimewaan dan umum yang mengetahui sedar bahawa Semenanjung Tanah Melayu memang bergelar Semenanjung Emas atau The Golden Chersonesse dalam riwayat Latin kuno http://capiloton.blogspot.com/2009/04/ancient-name-of-malay-peninsula.html

Apapun klue nya saya dapatkan dari laman blog rakan saya disini iaitu penceritaan beliau mengenai kejadian yang berlaku selepas Banjir Besar.

Baca klue tersebut di sini

http://nusanaga.blogspot.com/2009/12/bangsa-mim-tak-hilang-di-dunia-siri-4.html

atau dalam petikan di bawah ini:-


"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat" -ayat 33, surah ali-imran


Waris-waris Nuh ini bergerak menuju ke pentas sunda setelah mendarat di daratan yang cukup jauh dari kampung halaman mereka. Ayat quran di atas adalah klue yang harus kita ambil demi membongkar siapakah sebenarnya 'ahli rumah' atau 'ahlul bait' ini. Ahlul bait bukanlah syarif atau syarifah dari golongan arab semata-mata. Kita harus membongkar agar kesenimbungan waris ini dapat di jalinkan.

Kita telah mengetahui tentang Waris ADAM yang melahirkan raja-raja (khalifah) agung yang bertaraf dewa-dewi. Dan kemudiannya, ilmu segala itu di wariskan pula pada waris Nuh yang terselamat dan melahirkan ketamadunan yang sukar di jawab sepenuhnya pada zaman kini. Jadi, marilah kita selesaikan puzzle ini sebelum kita beralih arah ke waris Ibrahim pula. Tapi, jika anda mahu lebih pemahaman, saya ajurkan anda untuk pergi ke Mistis Files
dan membacanya sehingga tamat kerana di situ sudah di terangkan tentang pergerakkan waris IBRAHIM ini. Cuma, ada sedikit pertelingkahan tentang lokasi dan jarak masa yang berlaku. Biar apapun, misteri bangsa MIM yang melahirkan rumpun melayu kian terbongkar.

Berbalik pada topik waris nuh dan pergerakkannya, kita harus mengali di dalam Al-quran tentang kisah pergerakan waris-waris ini. Di dalam Al-quran, banyak di kisahkan mengenai nabi dan kaumnya yang engkar. Akan tetapi, pernahkah kita mendalami dan mengkaji dari segi genetik dan 'family tree' para nabi ini. Untuk mempermudahkan pemahaman anda, mari kita menkaji surah Al-araf yang bermaksud 'tinggi' atau 'atap' ini.

Apa yang di maksudkan dengan tinggi atau atap ini adalah, ada sesuatu dari tanah paling tinggi yang menjurus kepada evolusi atau pemecahan bangsa-bangsa yang bermula dari satu keturunan sahaja. YA, apa yang saya mahu maksudkan ialah, ADAM dan anak cucunya sebelum banjir besar menetap di tanah yang cukup tinggi.

Jika di lihat dari sudut sains dan geologi, nusantara adalah bekas tapak tanah tinggi dan penuh dengan gunung berapi. Tanah-tanah yang kita diami kini adalah puncak-puncak tertinggi selepas banjir besar mulai surut. Jika di fikirkan secara logik, andai kata tanah itu rendah,
sudah sama sekali tanah itu tidak akan muncul-muncul. Tapi, mesti anda hairan, kenapa hanya pentas sunda yang melahirkan nusantara ini sahaja yang tenggelam sedangkan tanah lain tidak begitu. Tambahan pula, tadi saya katakan bahawa seluruh dunia mengalami banjir yang cukup hebat. Tidakkah keduanya bertentangan?! Jawapannya ialah, kita harus kembali kepada apa penyebab berlakunya peristiwa banjir itu. Ada yang mengatakan tentang tercetusnya peperangan antara ketamadunan (tambahan pula Nephilim yang memanipulasi). Ada juga yang mengatakan tentang berlakunya hujan ais dari bulan kedua bumi yang telah 'melarikan diri'. Hal ini telah di buktikan oleh para saintis. Bulan itu di gelar "3753 Cruithne". Pada zaman dahulu, bumi juga mempunyai gegelang ais seperti planet zuhal akibat penarikan graviti yang tinggi oleh kedua-dua bulan yang bumi ada. Apabila berlaku sesuatu di angkasa (tanda yang ALLAH berikan sebelum berlakunya banjir besar - surah nuh ayat 1)

Apabila banjir berlaku, di dalam bahtera yang besar itu, berlakunya perjanjian 'ahli rumah' di mana, manusia-manusia yang berasimilasi itu akan di pimpin oleh waris-waris nabi nuh a.s sebagai raja-raja mereka. Bila banjir surut, anak-anak nabi nuh di turunkan di tempat yang berasingan dengan pengikut masing-masing. Mereka membina ketamadunan yang hebat di sepanjang perjalanan mereka menuju ke pentas sunda dengan harapan IBU TANAH itu akan di jaga kembali.

......................................................................................

Apa tugas bangsa "Mim" Selanjutnya ?

Bersatulah terutama dalam isu ugama, maruah bangsa dan budaya!

Saya sudah jelak dengan gerakan menyahsensitifkan perkara berkenaan ugama Islam sebagai ugama rasmi Malaysia, pembinaan rumah Ibadah dan hak orang Melayu yang menjadi tunjang Perkara (153) dalam Perlembagaan Malaysia.

Mungkin pembaca boleh baca lebih lanjut di blog ini

http://mistisfiles.blogspot.com/2009/12/tanda-tanda-kedatangan-penyelamat.html

Semoga Allah memberkati kita dalam perjuangan ini. WASSALAM.


Friday, December 4, 2009

BATU BERSURAT TERENGGANU-BUKTI HUKUM ISLAM DAN PERADABAN MELAYU DI SEMENANJUNG TANAH MELAYU

MakM
MENGENAI PENULIS BATU BERSURAT TERENGGANU

Penulis Batu Bersurat dipercayai Syarif Muhammad Al-Baghdadi, SULTAN BAGHDAD, IRAQ, yang turun takhta kerana nak berdakwah!
)Bandingkan dengan sesetengah pemimpin politik yang ada di Malaysia sekarang DAN IKHLASKAH MEREKA BERDAKWAH MELALUI POLITIK?

Beliau diberitakan sebagi Sultan Bahgdad yang turun takhta untuk berdakwah!)

    Makam baginda terletak kira-kira 15 km dari Bandar Kuala Berang, di tebing sebelah kiri ke Empangan Kenyir tidak jauh bersetentangan dengan Batu Belah. Beliau berasal dari Negeri Arab (sekarang Iraq) dan dipercayai pendakwah Islam yang awal di Daerah Hulu Terengganu. Beliau juga merupakan moyang kepada Tok Pulau Manis ( Syeikh Abdul Malek bin Abdullah )

BACALAH PENERANGAN SETERUSNYA MENGENAI BATU BERSURAT TERENGGANU


    Pada Tahun 1887, Batu Bersurat telah dijumpai di kawasan Padang Tara, ditepi Sungai Tara, di kampung Buloh, Kuala Berang, Hulu Terengganu. Kemudian pada tahun 1902, batu ini dijumpai pula oleh Saiyed Husin bin Ghulam Al-Bukhari, seorang ahli perniagaan di bahagian tangga surau Kampung Buloh yang dijadikan alas membasuh kaki untuk naik ke tangga surau tersebut. Batu itu telah patah sebahagian disebelah atasnya.

    Saiyed Husin meminta Penghulu Ali dan orang kampung mengangkat dan meletakkannya di atas rakit untuk dibawa ke Kuala Terengganu. Sampai di Kuala Terengganu, batu ini telah dipersembahkan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Sultan Zainal Abdidin III dan kemudian batu itu diletakkan di atas Bukit Puteri. Pada tahun 1922 Timbalan Penasihat Inggeris di Terengganu Encik H.S Peterson meminta seorang jurufoto berbangsa Jepun, N.Suzuki mengambil gambar dan dihantar kepada C.O. Blegden untuk dibuat pembacaan.

    Batu ini ditulis di dalam bahasa Melayu dengan tulisan jawi bertarikh 702 hijrah. Tulisan pada batu ini menerangkan, Islam sebagai agama rasmi dan hukum-hukum Islam mengenai perbuatan maksiat dan kenyataan-kenyataan palsu beserta dengan hukuman mengikut taraf seseorang.

    Pada tahun 1923, batu ini telah dihantar ke Muzium Singapura dengan jalan pinjaman. Apabila Muzium Negara di Kuala Lumpur siap dibina, Batu Bersurat tersebut telah dibawa ke Kuala Lumpur sebagai pinjaman dari Muzium Raffles Singapura.

    Pada 12 Februari 1987, Kerajaan Negeri Terengganu telah menulis surat kepada Jabatan Muzium menyatakan hasrat untuk mendapat kembali Batu Bersurat untuk dijadikan bahan pameran di Muzium Negeri Terengganu. Pada tahun 1991, Jumaah Menteri telah memutuskan supaya Batu Bersurat dipulangkan kepada Kerajaan Negeri Terengganu.

    Pada 6 Julai 1991, jam 9.30 pagi suatu upacara penyerahan kembali Batu Bersurat kepada Kerajaan Negeri Terengganu telah berlangsung di Dewan Perjanjian, Tingkat 18, Wisma Darul Iman di antara Kerajaan Persekutuan yang diwakili oleh Timbalan Ketua Setiausaha Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Pelancongan Encik Ismail bin Adam dengan Kerajaan Negeri Terengganu kepada YAB. Dato' Seri Amar Di Raja Tan Sri Haji Wan Mokhtar bin Ahmad, Menteri Besar Terengganu.

    Batu ini merupakan sebuah peringatan berbahasa Melayu yang terawal yang dijumpai di Semenanjung Malaysia berkaitan dengan pengistiharaan Agama Islam sebagai agama rasmi dan Undang-Undang Islam.

    Memorial Batu Bersurat terletak di Kampung Buluh, Hulu Terengganu . Ia dibangunkan sebagai suatu Peringatan tempat penemuan Batu Bersurat. Batu Bersurat ini merupakan bukti tertulis tentang pengistiharaan Islam sebagai agama rasmi bagi Negeri Terengganu malahan di Semenanjung Malaysia.

    Memandangkan tempat ini merupakan tapak yang begitu penting dalam pensejarahan negeri dan negara, adalah wajar ianya dibangunkan dan dijadikan sebagai suatu tempat kajian dan kunjugan penduduk negeri ini khasnya dan pelancong-pelancong amnya.

    Adalah diharapkan dengan adanya Memorial ini lebih ramai pengkaji-pengkaji, peminat-peminat sejarah dan pelancong-pelancong akan berkunjung ke sini untuk melihat keadaan persekitaran tempat yang penting ini, disamping dapat membaca keterangan dan kenyataan yang terkandung pada Batu Bersurat.

    Memorial ini direkabentuk empat persegi sama seluas 11400cm x 11400cm dan bertingkat tiga belas (13) termasuk replika Batu Bersurat yang melambangkan Rukun Iman dan jumlah daerah di Negeri Terengganu. Bahan binaannya terdiri daripada batu granite biasa dan granita hitam. Memorial ini dirasmikan oleh YAB. Dato' Sri Amar Di Raja Tan Sri Haji Wan Mokhtar bin Ahmad, Menteri Besar Terengganu pada 13 April, 1992.