Showing posts with label melayu pusat peradaban. Show all posts
Showing posts with label melayu pusat peradaban. Show all posts

Sunday, August 27, 2017

Prasasti Garut yang mempunyai aksara Ibrani (tulisan bangsa Yahudi)





INILAH, Garut- Kompleks bebatuan unik bersusun mirip di  Gunung Padang Cianjur , Desa Margalaksana Kecamatan Bungbulang selatan Kabupaten Garut baru-baru ini diduga  hasil karya manusia zaman purba dibuat setidaknya sekitar 3.000 tahun sebelum masehi (SM).

Komplek Batu Raden disebut-sebut berpotensi sebagai situs megalitikum memiliki punden berundak yang luasnya melebihi situs Gunung Padang yang memiliki luas bagian permukaan sekitar 900 m2.

“Hasil analisa sementara, batu ini bukan hasil alam, tapi hasil tangan manusia. Ini berdasarkan penelitian TIM MARI (Masyarakat Arkeologi Indonesia) dari Bandung kemarin. Tampaknya, memang perlu penelitian lebih lanjut,” kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Cecep Saeful Rahmat, Selasa (18/7/17).

Camat Bungbulang Heri Hermawan berpendapat komplek Batu Raden belum bisa diputuskan sebagai situs purbakala, atau lainnya.

"Harus berdasarkan kajian pihak berkompeten, dan saat ini sedang diupayakan untuk itu," ujarnya.

Berbeda dengan dikemukakan Koordinator Tim Paguyuban Jagaraksa Karuhun asal Bungbulang Anwar Sodik yang mendampingi Tim MARI selama penelusuran lapangan.

Sodik menuturkan, berdasarkan hasil penelusuran dilakukan Tim MARI termasuk di dalamnya Tim Geologi Universitas Padjajaran, dan Tim Peneliti Kebudayaan yang berpengalaman melakukan penelitian di situs Gunung Padang Cianjur, pada kompleks Batu Raden ditemukan fakta-fakta baru lebih kaya dibandingkan situs Gunung Padang.

Situs Batu Raden yang berada sekitar 300 meter di atas permukaan laut berjarak sekitar 3-4 kilometer dari pantai selatan Cijayana Mekarmukti Garut itu diduga memiliki luas areal mencapai 24.000 hektare meliputi empat desa, termasuk wilayah Desa Margalaksana Kecamatan Bungbulang, dan Desa/Kecamatan Mekarmukti.

Selain bebatuan berbentuk balok/pancang/tiang berbagai ukuran, serta batu bundar bersusun disebut batu susun, di komplek Batu Raden juga ditemukan batu berlapis disebut batu belang, atau batu sisik karena bentuknya persis sisik ikan.

Batu susun ditemukan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikawung dengan ketinggian dinding berkisar 50 meter hingga 70 meter. Berjarak sekitar 1,2 kilometer dari sana ditemukan dinding batu belang, atau batu sisik berketinggian 70 meter hingga 90 meter dengan bagian dinding baru tersingkap dari sebelumnya tertutup tetumbuhan sepanjang 300 meter.

Di bagian bawahnya terdapat tumpukan batu susun masuk kawasan Leuweung (hutan) Raden. Batu pancang/tiang sendiri ditemukan sedikitnya di 30 titik.

Pada masing-masing dinding batu mulai bagian bawah hingga puncak terdapat semacam undakan, mirip situs-situs punden berundak mirip di kawasan situs cagar budaya punden berundak Batu Lulumpang Cimareme Banyuresmi Garut, dan daerah lainnya, termasuk situs Gunung Padang.

“Dinding-dindingnya itu selain berundak, juga terdapat beberapa lubang semacam tempat berpijak untuk menaiki dinding batu. Ini menguatkan dugaan para ahli kemarin bahwa Batu Raden ini merupakan buatan manusia, bukan bentukan alam. Kalaupun ini bentukan alam, namun tetap ada keterlibatan perlakuan manusia di dalamnya. Makanya komplek Batu Raden ini pun layak disebut situs budaya, atau situs prasejarah,” kata Sodiq disertai Pamager Luar Paguyuban Jagaraksa Karuhun Jajang Sopyan.

Yang lebih menguatkan bila kompleks Batu Raden itu merupakan situs budaya, lanjut Sodik, di sekitar lokasi juga ditemukan dinding batu tulis dengan tulisan diduga berbahasa/aksara Ibrani, salah satunya di Kampung Cibiru Ranca Kawung Desa/Kecamatan Mekarmukti.

Juga, terdapat sejumlah bangunan makam tua misterius berukuran besar dan panjang di lokasi berbeda. Salah satunya makam sepanjang 7 meter dengan lebar 2 meter disebut makam Raden Purba Kawasa di kawasan Leuweung Raden Kampung Cikaso Mekarmukti.

“Yang cukup aneh, pada susunan batu-batu yang ditemukan itu ada semacam lem atau semen yang mengikat satu batu dengan lainnya. Ada dugaan juga jika di balik dinding-dinding batu di situ Batu Raden ini sudah terbangun ruangan-ruangan,” kata Sodiq.

Dengan sejumlah temuan itu, apakah situs Batu Raden akan menjadi situs prasejarah fenomenal paling besar di dunia menggeser situs Gunung Padang yang sebelumnya disebut-sebut situs prasejarah terbesar ?

Semuanya masih menjadi misteri. Berbagai riset dan penelitian masih harus terus dilakukan untuk menemukan fakta-fakta ilmiah terbaru untuk mengungkap apa sebenarnya yang ada di balik Situs Batu Raden ini. [ito]

Saturday, November 10, 2012

update -wasiat Raja Haji Ali Fisabilillah dan survival peradaban Melayu kini

WACANA HIKMAH 4 Nov 2012 di Yayasan Restu Shah Alam sayu bila waris Raja Haji Ali Fiisabilillah membacakan wasiat pejuang sejurus sebelum shahid ditembak meriam lela rentaka yang di berikan pembesar Melayu yang belot. Tambah sedeh bila lela rentaka (meriam), tarakul (pistol) dan pemuras (senapang) iaitu  persenjataan "moden kala itu" ciptaan empayar Melayu dan Uthmaniyah digunakan untuk membunuh pahlawan terbilang nusantara itu.

Wasiat Raja Haji Ali Fiisabilillah dibacakan oleh warisnya Raja Shukri

Link asal http://youtu.be/9V1eRKw5R6A dari minit 13.37 sehingga 31.30.


 
 
Wasiat Raja Haji Ali Fisabilillah yang mangkat syahid pada 8 Julai 1794 melawan Belanda setelah berkubu di Teluk Ketapang (Melaka) dibacakan oleh warisnya Raja Shukri.

Hari ini perkara yang sama berlaku di mana Melayu berhati MUNAFIK berkerjasama dengan kaffir untuk memusnahkan Pemerintahan Islam yang sudah diakui dunia sebagai negara Islam contoh. Empayar Melaka tak pernah musnah kerana sistem pemerintahannya dan waris Empayar Melaka mewarisi beberapa  negeri negeri Melayu di Malaysia seperti Perak (Sultan Muzaffar Shah 1) , Pahang (Raja Ahmad)  dan Johor-Riau-Lingga (waris Sultan Mahmud dan Tun Fatimah) . Adat pertabalan sultan dan undang undang Tubuh Negeri maseh menggunapakai beberapa warisan undang undang Melaka. Jadi bila kita berbicara pasal kerajaan dan peradaban Melayu sebenarnya kita berbicara pasal kerajaan dan peradaban silam kita yang hebat dari segi budaya, perundangan, teknologi, kemahiran seni  dan filosofi, seni pertahanan diri dan lain lain.

Semoga wasiat ini dapat mengingatkan kita tentang bahaya berkerjasama dengan kafir untuk memusnahkan pemerintahan dan peradaban  Melayu Islam dan menjadi pelajaran kepada generasi kini- Rujuk Raja Haji Ali Fiisabilillah

Sengaja saya beri introduction shahidnya Raja Haji Ali Fiisabilillah yang memimpin ketumbukan tentera Melayu melawan Belanda yang menjajah Melaka,menindas umat Islam, memurtadkan umat Islam serta mengenakan cukai yang amat tinggi tatkala umat Melayu Islam berpecah kerana indokrinasi politik. Masalah  ini sebenarnya menghantui Kerajaan dan ketamadunan Melayu Islam selama ini.

Politik zaman dulu menyaksi fraksi politik yang didalangi pembesar negeri mengemukakan  waris Sultan tertentu bagi  merebut takhta. Perpecahan yang terjadi menyebabkan  penjajah masuk menjajah kerana pertahanan negeri lemah akibat sikap berpuak puak.

Di zaman sekarang sikap berpuak maseh ketara di kalangan pemimpin politik yang sanggup mengkafirkan saudara seIslam kerana politik.

Kerana sikap berpuak itu maka kesatuan Umat Melayu Islam lemah dan menyebabkan beberapa negeri jatuh ke tangan Pakatan pasca PRU12 yang jelas membawa agenda memusnahkan ugama, bangsa, ekonomi sekaligus warisan peradaban Melayu di Malaysia.


Perlu pentingnya  mengekalkan Raja Berpelembagaan dan kuasa politik yang ada 

Payung umat Melayu Islam di Malaysia  tetap Rajanya . Sistem monarky bukan warisan feudal kerana Raja Berpelembagaan ini adalah Ketua Ugama Islam yang mana adalah "above politics". Peri penting TAAT pada Pemerintah selagi pemerintah beugama Islam boleh dirujuk dalam bab Taat Pada pemimpin Hadis Sahih Bukhari  dan Kitab Munyatul Musolli.

Kuasa politik dan Raja di dunia Melayu saling berkait. Perlembagaan Persekutuan (Malaysia) dan Singpura asalnya sama tapi setelah Singapura keluar dari Malaysia maka, dengan kuasa politik PAP "Singapore for Singaporians" dihapuskan 3 perkara penting iaitu ;

- yang berkait dengan Ugama Islam sebagai Ugama sesebuah negara,
-Raja/YDP Agong sebagai peneraju utama dalam sesebuah pemerintahan dan
-hak Melayu sebagai pribumi.

Islam Ahlul Sunnah Wal Jamaah menjadi benteng umat Islam di Malaysia

Umat Melayu Islam lupa bahawa Wahhabi dan Syiah yg meresap dalam party politik memecahbelahkan umat Islam. Mereka lupa bahawa Syeikh Al Mandili yang menjadi rujukan sebagian besar ahli PAS menyatakan bahawa umat Islam wajib bekerjasama sesama Islam. Syeikh Al Mandili mengharamkan tahaluf Siyasi (kerjasama ) dengan kafir untuk meruntuhkan Kerajaan Islam yang ada. Rujuk dari minit 0.08  ke atas http://youtu.be/ZsV65mWqlOE

3
 
Tuan Guru Hj Abdullah Sammah Ahli Majlis Tertinggi Persatuan Pondok Kelantan dan satu satunya ulama yang maseh hidup tatkala PAS merujuk golongan ulama untuk bekerjasama dengan UMNO selepas rusuhan kaum 13 Mei 1969  membentangkan  berkenaan Tahaluf Siyasi yang dibenarkan dalam Islam  dengan menunjukkan bukti bersandarkan dalil dan nas . Rujuk http://youtu.be/byvCeEOh0CY  

Nota penulis- Nik Aziz Nik Mat kala itu belum menjadi kepimpinan tertinggi PAS dan tak terlibat dalam musyawarah tersebut. Kepimpinan "ulama" atau sebenarnya rampasan kuasa Kaum Muda (Wahhabi) dalam PAS bermula pada lewat 1970-an masa mereka menjatuhkan Datuk Asri Haji Muda.
 

 
Masalah yang terjadi di Malaysia kini ialah kerana pengaruh Wahhabi dan Syiah telah didikronasi di kalangan ahli party tersebut bagi  menggalakkan meruntuhkan Kerajaan Islam yang ada. Inilah pelajaran dari kemusnahan Empayar Uthmaniyah dan Empayar Melaka silam  yang perlu dielakkan dari terjadi  di Malaysia

Kekalkan jatidiri Melayu

Nabi Muhammad saw  tidak pernah mengatakan cintakan bangsa itu adalah assobiyah. Konsep assobiyah yang sebenar telah di hijack dari kecintaan atau perasaan jumud kepada perkumpulan kecil seperti politik.

Umat Islam Melayu di Nusantara telah menerapkan dan membudayakan Islam dalam kehidupan seharian. Malah ilmu alam dan sains yang advance telah diserapkan dalam seni persilatan yang amat rapat dengan bangsa Melayu. Ada code rahsia yang diperturunakan dari keturunan dulu kepada generasi masa depan.

Umum mengetahui amalan sunnah yang sudah dibudayakan seperti mendahulukan  masukkan kaki kanan ke dalam masjid dan rumah. Begitu juga bila keluar dari tandas atau keluar dari rumah maka didahulukan menggunakan kaki kiri.

Setiap langkah kaki dan hembusan nafas  diiringi zikir "Allah" (kaki kanan) dan "Hu" (kaki kiri). Setiap langkah yang disertakan zikrullah sebenarnya mengerakkan energy batin yang kuat yang dinamakan "jurus " dalam dunia persilatan. Jurus dan bacaan zikir yang tertentu menjadi senjata ampuh umat Melayu Islam menentang musuh Islam semasa peristiwa penting dalam sejarah dari Perang Melaka, Perang Naning, Perang di Pahang (Mat Kilau dan ilmu Pati Rahsia), Perang Tok Janggut melawan British di Kelantan, Perang Tok Lebai dan Imam menentang Bintang 13 Komunis semasa 1948 (ilmu Barisan, Selempang Merah dan Parang Terbang) dan terkini semasa 13 Mei 1969!

Selain itu adat menempa keris adalah teknik alloy dengan menggunakan bahan dari tahi bintang (meterorite), menyebabkan keris yang ditempa sangat keras dan utuh. Keris yang ditempa dengan teknik ini dikatakan mempunyai "besi  khursani" .Teknik tempaan keris menggunakan alloy ini sebenarnya ialah teknik kimia  terkini. Inilah rahsia ilmu besar yang diwariskan generasi silam kepada bangsa Melayu.

Tajul Muluk bukan sekadar adat kepercayaan karut. Ia juga mempunyai code rahsia survival bangsa Melayu yang menjadikan petunjuk dari alam, ilmu falak & takwim Islam  serta  ilmu kaji bumi (geologi?)  sebagai panduan dalam membina rumah, belayar, berperang, membina  perkampungan, bermukim , mendirikan pelabuhan seterusnya kerajaan dan empayar.

Jika kita ingin meneruskan peradaban bangsa Melayu yang tertua seperti pengiktirafan Unesco  baru baru ini,  Rujuk Tamadun Lembah Lenggong   tamadun-lembah-lenggong. sebagai Tapak peradaban Dunia 11,000 tahun dulu , kita perlu kekalkan konsep Melayu-Islam-Beraja