Saturday, March 5, 2011

Melayu bukan pendatang bahagian 2

Saya telah menyebut bahawa Melayu bukan pendatang di dalam artikel terdahulu di melayu-bukan-pendatang


Hari ini  ahli genetik dan struktur DNA Stephen Oppenheimer  dari Oxford University, Inggris, Stephen Oppenheimer, seperti memutarbalikkan sejarah yang sudah ada. Lewat bukunya yang merupakan catatan perjalanan penelitian genetis populasi di dunia, ia mengungkapkan bahwa peradaban yang ada sesungguhnya berasal dari Timur, khususnya Asia Tenggara.





Teori Migrasi Manusia  -  genetik pool manusia dari Nusantara


Hal itu disampaikan Oppenheimer dalam diskusi bedah bukunya berjudul 'Eden in The East' di gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Khamis 28 Oktober 2010.


Sejarah selama ini mencatat bahwa induk peradaban manusia modern itu berasal dari Mesir, Mediterania dan Mesopotamia. Tetapi, menurut dia, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sundaland atau Indonesia.


Apa buktinya? "Peradaban agrikultur Indonesia dan Malaysia lebih dulu ada dari peradaban agrikultur lain di dunia," kata Oppenheimer dalam diskusi yang juga dihadiri Jimly Asshiddiqie.

Lulusan fakulti kedoktoran Oxford University melalui bukunya mengubah paradigma yang ada selama ini, bahwa peradaban paling awal adalah berasal dari daerah Barat. Perjalanan yang dilakukannya dimulai dengan komentar tanpa sengaja oleh seorang pria tua di sebuah desa zaman batu di Papua New Guinea.

Dari situ dia mendapati kisah pengusiran petani dan pelaut di pantai Asia Tenggara, yang diikuti serangkaian banjir pasca-sungai ais hingga mengarah pada perkembangan budaya di seluruh Eurasia. Oppenheimer meyakini temuan-temuannya itu, dan menyimpulkan bahwa benih dari budaya maju, ada di Indonesia.

Buku ini mengubah secara radikal pandangan tentang prasejarah. Pada akhir Zaman Ais, banjir besar yang diceritakan dalam kitab suci berbagai agama benar-benar terjadi dan menenggelamkan paparan benua Asia Tenggara untuk selamanya.

Hal itu yang menyebabkan penyebaran populasi dan tumbuh suburnya berbagai budaya Neolitikum di Cina, India, Mesopotamia, Mesir dan Mediterania Timur. Akar permasalahan dari pemekaran besar peradaban di wilayah subur di Timur Dekat Kuno, berada di garis-garis pantai Asia Tenggara yang terbenam.

"Indonesia dan Malaysia telah melakukan aktivitas pelayaran, memancing, menanam jauh sebelum orang lain melakukannya," ujar dia. Oppenheimer mengungkapkan bahwa orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) tidak datang dari Cina, tapi dari pulau-pulau Asia Tenggara. Sementara penanaman beras yang sangat pokok bagi masyarakat tidak berada di Cina atau India, tapi di Semenanjung Malaya pada 9.000 tahun lalu.

Eden In The East juga mengungkapkan bahwa berbagai suku di Indonesia Timur adalah pemegang kunci siklus-siklus bagi agama-agama Barat yang tertua. Buku ini 'membalikkan' sejumlah fakta-fakta yang selama ini diketahui dan dipercaya masyarakat dunia tentang sejarah peradaban manusia.


Nota Kaki
Nusantara merujuk kepada Malaysia dan Indonesia yang belum terpecah kerana persempadanan politik oleh British dan Belanda pada tahun 1850

http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/2011/03/oppenheimer-peradaban-dunia-dari.html
Nota ekspedisi ekskavasi pasukan penyelidik USM di Bukit Bunuh, Lenggong, Perak





































3 comments:

Unknown said...

SALAM ANAK BUKIT GANTANG ... SUATU KAJIAN DAN ANALISA YANG CUKUP MANTAP!

GWM PUN TIDAK PERNAH TERFIKIR UNTUK MEMBUAT PENYELIDIKAN HINGGA SEJAUH INI ...

MANTAP ARTIKEL BRO ... MANTAP!

Artemesiaa said...

Kajian dan analisis yang cukup mantap seperti yang dijangkakan. Paling nyata tak banyak catatan sejarah berkenaan Sumatra berbanding kepulauan yang lain di Asia Tenggara seolah2 cuba di sorokan sesuatu kebenaran yang amat penting untuk orang melayu terutamanya umat islam secara kesuluruhannya

Artemesiaa said...

Suatu kajian dan analisis yang cukup mantap bro! Sama sepertimana yang saya jangkakan. Lebih2 lagi kerana terlalu susah nak mendapatkan cacatan sejarah berkenaan Sumatera berbanding kepulauan lain di nusantara. Kebanyakanya hilang bergitu sahaja seperti ada sesuatu yang cuba disembunyikan dari pengetahuan umum.