Dua orang warga negara Malaysia yang mengiringi Neneng Sri Wahyuni yang diburu polis Indonesia berhubung kes rasuah terbesar di Indonesia kini ditahan oleh polis Indonesia.
Mereka dikatakan merupakan orang penting dalam kerajaan negeri salah satu negeri di negara ini. Pihak kerajaan Malaysia perlu menyiasat perkara ini. Soalan penting kenapa Kerajaan Negeri mendahului Kerajaan Pusat dan Wisma Putra tidak tahu apa apa berkenaan perkara ini.
Mohamad Hassan Bin Khusi |
Jakarta Dua warga negara Malaysia ikut ditangkap oleh KPK karena diduga ikut membantu pelarian Neneng Sri Wahyuni. Siapakah kedua warga Malaysia itu?
Informasi yang dikumpulkan, Rabu (13/6/2012) kedua orang itu bernama Mohamad Hasan Bin Khusi dan R. Azmi Bin Muhamad Yusof. Namun belum diketahui peran dari masing-masing orang tersebut. Mereka diduga ditangkap di sebuah hotel yang ada di kawasan Senen.
Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto sendiri menyebut kedua pria tersebut bukanlah orang sembarangan. Salah satu dari mereka adalah penasihat salah satu kerajaan di Malaysia.
"Dia merupakan penasihat dari satu pemerintahan kerajaan (Negeri) di Malaysia," terang Bambang.
KPK sendiri masih terus menelusuri peran mereka. Termasuk tujuan salah satu orang tersebut yang hendak menuju LP Cipinang.
Neneng Sri Wahyuni adalah isteri kepada Muhamad Nazarudin yang dikaitkan dengan kes rasuah rujuk JAKARTA POST. Neneng Sri Wahyuni keluar tanpa di kesan pihak imigresen Indonesia. Kehilangannya dari Indonesia bermula sejak May 2011. Laporan KOMPAS hari ini menujukkan Neneng Sri Wahyuni tanpa dikesan pihak imigresen Malaysia telah tinggal di kondo mewah di Lembah Klang bersama 3 orang anaknya rujuk KOMPAS.
Kompas juga melaporkan dua orang Malaysia, Mohamad Hasan bin Khusi dan R Azmi bin Muhamad Yusof, dibayar Neneng untuk membantunya agar tak terdeteksi KPK. Salah satu warga negara Malaysia ini diduga Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto penasihat Kerajaan Negeri di Malaysia.
Dari dua warga Malaysia inilah, Neneng mendapat kapal ke Batam. Berangkat dari Malaysia pada Selasa pagi, Neneng sampai di perairan Batam Selasa sore. Saat mendekati perairan Batam, Neneng melakukan aksi yang tergolong nekat.
Informasi yang diperoleh Kompas dari KPK menyebutkan, untuk menghindari petugas imigrasi di Batam, dari kapal yang ditumpanginya, Neneng meloncat ke laut. Dia berenang mendekati pantai. Usahanya berhasil. Neneng tak ketahuan aparat imigrasi dan lolos sampai ke pusat kota Batam.
Di Batam, Neneng menginap di hotel di kawasan Nagoya. Untuk menyamarkan identitasnya, Neneng memakai krim masker di wajah. Penyamaran yang dilakukan Neneng rupanya berjalan mulus. Tak ada yang sadar akan wajah salah satu buronan yang paling dicari KPK ini.
Bagaimana Neneng masuk ke Malaysia dan boleh terlepas pemeriksaan imigresen Malaysia? Siapa pula yang membantu Neneng Sri Wahyuni keluar Malaysia ke Batam? Teringat pula seorang lagi pelarian rakyat Malaysia yang terlibat dalam kes Eli Wong yang telah diserah polis Indonesia di Batam SINI
Neneng Sri Wahyuni |
Informasi yang diperoleh Kompas dari KPK menyebutkan, untuk menghindari petugas imigrasi di Batam, dari kapal yang ditumpanginya, Neneng meloncat ke laut. Dia berenang mendekati pantai. Usahanya berhasil. Neneng tak ketahuan aparat imigrasi dan lolos sampai ke pusat kota Batam.
Di Batam, Neneng menginap di hotel di kawasan Nagoya. Untuk menyamarkan identitasnya, Neneng memakai krim masker di wajah. Penyamaran yang dilakukan Neneng rupanya berjalan mulus. Tak ada yang sadar akan wajah salah satu buronan yang paling dicari KPK ini.
Bagaimana Neneng masuk ke Malaysia dan boleh terlepas pemeriksaan imigresen Malaysia? Siapa pula yang membantu Neneng Sri Wahyuni keluar Malaysia ke Batam? Teringat pula seorang lagi pelarian rakyat Malaysia yang terlibat dalam kes Eli Wong yang telah diserah polis Indonesia di Batam SINI
No comments:
Post a Comment
Disclaimer- segala komen pembaca tidak mewakili pendapat penulis blog ini. Komen anda adalah hak peribadi anda dan penulis blog tidak bertanggungjawab jika komen anda mempunyai kata kata hasutan dan diambil tindakan undang undang. Oleh itu komenlah dengan bijak dan waras